Untung Rugi Austria Jual Jet Eurofighter Typhoon Bekas ke Indonesia

Untung Rugi Austria Jual Jet Eurofighter Typhoon Bekas ke Indonesia


Laporan di surat kabar Austria, Krone, pada Minggu (6/9), melaporkan Menteri Pertahanan Klaudia Tanner dari Partai Rakyat Austria telah secara resmi mengonfirmasi minat Indonesia untuk membeli 15 Jet Eurofighter Typhoon dan berencana untuk memasuki “negosiasi penjualan” dengan mitranya, Prabowo Subianto

Menurut sumber yang sama, Staf Umum Austria sedang merundingkan bagaimana kesepakatan itu, yang akan membuat Angkatan Udara Austria (Luftstreitkräfte) tanpa jet tempur, dapat disegel.

Minat Indonesia pada 15 jet tersebut dikonfirmasi pada Juli 2020, ketika surat yang dikirim ke Tanner oleh Prabowo diterbitkan di pers Austria, meminta diadakannya perundingan tentang pembelian Typhoon.

Dikutip dari The Drive, Menteri Pertahanan Tanner menyatakan, memensiunkan Typhoon adalah “tujuan yang telah ditetapkan” dan ini mencerminkan “tanggung jawab kementerian kepada semua pembayar pajak”. Dia juga mencatat, bagaimanapun, penjualan jet ke Indonesia akan menjadi proses yang “sangat kompleks dan sulit”.

Keputusan akhir tentang penjualan tersebut tidak hanya membutuhkan konsensus politik di Austria, tetapi juga persetujuan dari empat negara mitra Eurofighter, yakni Jerman, Italia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat. Para jet tempur dinilai memiliki sekitar dua pertiga dari masa kerja mereka yang tersisa, setara dengan 20 tahun atau lebih.

Pemindahan para jet tempur ke Asia Tenggara juga bisa mendapat tentangan dari dalam Indonesia sendiri. Anggota parlemen yang menentang pembelian tersebut telah menunjuk ke Undang-Undang No. 16/2012, yang memprioritaskan perusahaan pertahanan dalam negeri untuk pemberian kesepakatan senjata utama.bih lanjut, Presiden Joko Widodo telah mengungkapkan ia menentang akuisisi “sistem senjata yang usang dan ketinggalan zaman.” Itu mengindikasikan pembelian pesawat tempur di masa depan akan melibatkan jet rakitan baru. Di sisi lain, pada 2011 Indonesia telah membeli 24 jet F-16C/D Block 25 bekas dari Amerika Serikat, alih-alih membangun baru Block 52 Viper.

Ketertarikan Indonesia pada armada Typhoon Austria menunjukkan, rencana negara ini untuk mengakuisisi 11 jet tempur Su-35 Flanker buatan Rusia senilai US$1,1 miliar telah mengalami masalah serius. Menurut sumber anonim yang berbicara dengan The Drive, Amerika Serikat menekan Indonesia untuk mengesampingkan kesepakatan dengan Rusia, mengancam sanksi sebagai tanggapan. Namun, pada Maret 2020 Dmitry Shugayev, direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknologi Militer, bersikeras kesepakatan Su-35 masih berlaku.

Typhoon milik Austria, dengan upgrade sederhana, akan memberi Indonesia armada pesawat tempur pertahanan udara yang andal. Negara ini menempati posisi yang sangat strategis di ujung selatan Laut China Selatan dan misi kepolisian udara akan menjadi masalah yang meningkat di masa depan. Namun, jet tersebut belum tentu menampilkan jenis kemampuan udara-ke-darat yang mungkin diperlukan untuk melawan meningkatnya jumlah kelompok teroris domestik.

Adapun jadwal pengiriman potensial, kontrak layanan Austria saat ini untuk Typhoon berakhir pada musim semi 2022, yang bisa menjadi titik di mana jet itu akan ditransfer ke Indonesia. Dengan periode singkat itu, Austria mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk menemukan pengganti Typhoon.

Jika berhasil “membuang” Typhoon-nya, Austria akan kehilangan pertahanan wilayah udaranya dari ancaman kelas atas, terutama karena, sebagai negara non-blok, mereka tidak dapat mengandalkan dukungan NATO.

Pada titik ini, opsi akuisisi jet Gripen dan Saab mungkin akan kembali ke meja perundingan. Apapun yang terjadi dengan kesepakatan Austria-Indonesia, jelas Typhoon tidak diinginkan di Austria. Bagaimana tepatnya negara itu akan membuang jet-jet ini masih belum bisa diperkirakan.


izan.dk

Editor Official Channel Militer

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MARINIR TNI-AL dulunya bagian dari TNI-AD..??

Perang..!!! China Mobilisasi Tentara PLA Besar-besaran ke Perbatasan India, Termasuk Sistem Rudal Anti-Tank HJ-10